Ekka Blog: Konsep Pendidikan Islam

MenuBar

26 July 2019

Konsep Pendidikan Islam

Konsep Pendidikan Islam


Pendidikan atau tarbiyah (Arab) secara istilah menurut Raghib Al-Isfani adalah mengembangkan sesuatu setahap demi setahap sampai tercapai kesempurnaan. Pengertian pendidikan yang bersifat umum, menurut Azra (1999: 4), jika dihubungkan dengan agama islam memunculkan pengertian baru yang secara totalitas inheren mengandung makna tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Makna ketiga istilah ini harus diwujudkan secara bersama-sama. Pendidikan islam dapat dimaknai sebagai upaya mengoptimalkan perkembangan potensi manusiawi, kecakapan hidup, dan sikap kepribadian individu perserta didik menuju tercapainya kesempurnaan dan kedewasaan yang baik.

Pendidikan akan terkonsepsikan secara baik dan sempurna manakala pemahaman (potensi dan peran manusia; realitas alam dan sosial budaya; serta konsep ilmu) telah terumuskan dengan baik dan sempurna. Model pendidikan dan sistem kelembagaan islam :

a.   Konsep Manusia
Manusia adalah makhluk Allah Swt. yang termulia dari makhluk ciptaan-Nya yang lain (Q.S. Al-Isra’, 17: 7), dan karena itu maka Allah Swt. telah menundukkan semua apa yang ada dibumi dan langit untuk digunakan oleh manusia. Konsekuensi dari hal ini, maka manusia dipersiapkan menjadi khalifah (Q.S. Al-Baqarah, 2: 30) yang secara kodratnya dapat dididik (Q.S. Al-Baqarah, 2: 31). Pendidikan yang dapat dikenakan pada manusia adalah untuk mengembangkan potensinya agar dapat menanggung tugas kekhalifahan. Tanpa dididik dengan baik manusia manjadi tidak berkembang. Hal ini karena asal manusia dari segi pengetahuan belum mengetahui (Q.S. An-Nahl, 16: 172), dan tanpa pengetahuan dan kemampuan berpikir yang benar manusia tidak mungkin menjalankan tugas kekhalifahan (Ainain, 1980: 96). Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amanat kekhalifahan, dan oleh kerenanya manusia harus mengembangkan potensi fungsionalnya.
Manusia adalah perpaduan kedua unsur jasad dan ruh, meskipun sebagian ulama berbeda pendapat memandang akal, jiwa, hati dan ruh, yakni hanya merupakan muradif (padanan kata). Kesatuan unsur di atas menggambarkan secara tegas, bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna/ kamilah wa syamilah.

Baca juga: Konsep Akhlak dan Pendidikan Karakter dalam Islam

b.   Konsep Ilmu Pengetahuan
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang dalam Alquran sebanyak 854 kali. Kata ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian dan objek pengetahuan. Islam memandang baik ilmu (sains) maupun pengetahuan (knowledge), keduanya bersumber dari Allah Swt. Dialah yang mengajarkan pada manusia ilmu pengetahuan (Q.S. Al-Baqarah, 2: 32), dan Dialah yang menurunkan wahyu dan menyediakan alam semesta sebagai sumber Ilmu. Baik ayat qauliah maupun ayat kauniah semuanya kembali pada kesatuan ilmu, yakni ilmu yang bersumber dari ilmu Allah Swt.
c.   Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah merupakan salah satu aspek upaya umat Islam membelajarkan generasinya dapat menjalankan ajaran Islam secara kaffah dalam tugas dan perannya sebagai hamba Allah Swt. dan sebagai khalifatullah fil ardl. Peran inilah yang mengharuskan tujuan pendidikan Islam tidak dapat lepas dari siapa hakikat manusia dan apa tujuan hidup manusia dalam Islam. Tujuan pendidikan Islam, dengan demikian, harus mampu menjawab terciptanya pribadi-pribadi hamba Allah Swt. yang bertakwa, pribadi yang mampu mengelola kehidupan lebih maju dan bijak, pribadi yang peduli dengan lingkungan alam dan sesama dengan semangat kerahmatan, dan pribadi yang mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam tidak membenarkan penguasaan ilmu pengetahuan yang merusak nilai-nilai kemuliaan/akhlak. Pendidikan bahkan mempunyai tanggung jawab utama membentuk akhlak anak, agar pengetahuan yang dimiliki anak diarahkan untuk kerahmatan dan tidak sebaliknya disalahgunakan untuk perusakan dan kejahatan.

Baca juga: Konsep Ibadah dalam Islam

Tujuan pendidikan menurut Ainain (1980: 150-153) tidak dibenarkan keluar dari tiga pilar berikut :
1.   Pilar ruhiyah/spiritual
Pilar ini berkaitan dengan menyadari eksistensi Allah Swt., sebagai sesuatu yang sangat agung dan tinggi.
2.   Pilar ubudiyah
Pilar ini merupakan perwujudan sikap manusia yang kedua, yakni ketika manusia dalam semua keadaan hidup pribadi dan keluarga, dalam memelihara kebaikan diri dan lingkungan, dalam pergaulan dengan dirinya dan manusia lain senantiasa berpegang pada prinsip hukum tertinggi yang dibuat oleh Allah swt.
3.   Pilar pribadi
Pilar pribadi ini berkaitan dengan bagaimana agar pendidikan mampu mengoptimalkan pembinaan dan pengembangan potensi manusiawi secara total, baik akal, akhlak, jiwa, fisik, keindahan, dan kemampuan sosial.

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun ruhaniah, menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Dengan demikian, pendidikan Islam itu berupaya untuk mengembangkan individu sepenuhnya.

Dalam hal ini manusia bertugas untuk memelihara dan memanfaatkan alam guna mendatangkan kemaslahatan bagi manusia. Agar manusia dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah secara maksimal, maka sudah semestinyalah manusia itu memiliki potensi yang menopangnya untuk terwujudnya jabatan khalifah tersebut. Potensi tersebut meliputi potensi jasmani dan ruhani.

Baca juga: Politik Islam

Di sisi lain, di samping manusia berfungsi sebagai khalifah, juga bertugas untuk mengabdi kepada Allah (Q.S. Adz-Dzariyat, 56). Dengan demikian, manusia itu mempunyai fungsi ganda, sebagai khalifah dan sekaligus sebagai ‘abd. Fungsi sebagai khalifah tertuju kepada pemegang amanah Allah untuk penguasaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pelestarian alam raya yang berujung kepada pemakmurannya. Fungsi ‘abd bertuju kepada penghambaan diri semata-mata hanya kepada Allah. Untuk terciptanya kedua fungsi tersebut yang terintegrasi dalam diri pribadi muslim, maka diperlukan konsep pendidikan yang komprehensif yang dapat mengantarkan pribadi muslim kepada tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai.

Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengembangkan model pendidikan yang mencerahkan adalah:
  1. Tarbiyah syamilah takamuliah, yakni agar pendidikan diarahkan pada pendidikan manusia seutuhnya.
  2. Tarbiyah mutawazzinah, yakni agar pendidikan diarahkan pada pendidikan yang berkeseimbangan.
  3. Tarbiyah sulukiyah wa ‘amaliah, yakni pendidikan yang diarahkan pada pembentukan kepribadian yang fungsional.
  4. Tarbiyah fardiyah ijtima’iyah, yakni pendidikan diarahkan untuk membentuk individu dan sosial kemasyarakatan.
  5. Tarbiyah dlamir al-Insan, yakni pendidikan harus diarahkan sebagai lembaga yang mampu mendidik hati manusia.
  6. Tarbiyah fitriah ghariziah, yakni agar model pendidikan dapat mengerahkan anak didiknya untuk senantiasa sejalan dengan citra dirinya yang bertauhid dan mengarahkan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan insaniahnya dengan secara terkendali.
  7. Tarbiyah ila al-khair, yakni agar model l pendidikan diarahkan pada tujuan ahir kebaikan.
  8. Tarbiyah mustamirah, yakni agar model pendidikan diarahkan pada model yang mampu menyediakan pembelajaran secara terus berkesinambungan.
  9. Tarbiyah kulliyyah, prinsip ini merujuk pada konsep bahwa Islam adalah pendidikan untuk semua orang dan golongan.
  10. Tarbiyah muhafzhah wa mujaddidah, yakni agar model pendidikan diarahkan pada model pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai yang berdasarkan pada wahyu (Alquran) dan nilai-nilai yang dibenarkan sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu.
Baca juga: Masyarakat Madani




Sumber:

Sudrajat, Ajat dkk. 2016. Dinul Islam. Yogyakarta: UNY Press

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan.