Konsep Pendidikan Islam
Pendidikan atau tarbiyah (Arab) secara istilah menurut
Raghib Al-Isfani adalah mengembangkan sesuatu setahap demi setahap sampai
tercapai kesempurnaan. Pengertian pendidikan yang bersifat umum, menurut Azra
(1999: 4), jika dihubungkan dengan agama islam memunculkan pengertian baru yang
secara totalitas inheren mengandung makna tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Makna
ketiga istilah ini harus diwujudkan secara bersama-sama. Pendidikan islam dapat
dimaknai sebagai upaya mengoptimalkan perkembangan potensi manusiawi, kecakapan
hidup, dan sikap kepribadian individu perserta didik menuju tercapainya
kesempurnaan dan kedewasaan yang baik.
Pendidikan akan terkonsepsikan secara baik dan sempurna manakala
pemahaman (potensi dan peran manusia; realitas alam dan sosial budaya; serta
konsep ilmu) telah terumuskan dengan baik dan sempurna. Model pendidikan dan
sistem kelembagaan islam :
a. Konsep
Manusia
Manusia
adalah makhluk Allah Swt. yang termulia dari makhluk ciptaan-Nya yang lain
(Q.S. Al-Isra’, 17: 7), dan karena itu maka Allah Swt. telah menundukkan semua
apa yang ada dibumi dan langit untuk digunakan oleh manusia. Konsekuensi dari
hal ini, maka manusia dipersiapkan menjadi khalifah (Q.S. Al-Baqarah, 2: 30)
yang secara kodratnya dapat dididik (Q.S. Al-Baqarah, 2: 31). Pendidikan yang
dapat dikenakan pada manusia adalah untuk mengembangkan potensinya agar dapat
menanggung tugas kekhalifahan. Tanpa dididik dengan baik manusia manjadi tidak
berkembang. Hal ini karena asal manusia dari segi pengetahuan belum mengetahui
(Q.S. An-Nahl, 16: 172), dan tanpa pengetahuan dan kemampuan berpikir yang
benar manusia tidak mungkin menjalankan tugas kekhalifahan (Ainain, 1980: 96).
Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas amanat kekhalifahan, dan oleh
kerenanya manusia harus mengembangkan potensi fungsionalnya.
Manusia
adalah perpaduan kedua unsur jasad dan ruh, meskipun sebagian ulama berbeda
pendapat memandang akal, jiwa, hati dan ruh, yakni hanya merupakan muradif (padanan
kata). Kesatuan unsur di atas menggambarkan secara tegas, bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna/ kamilah wa syamilah.
Baca juga: Konsep Akhlak dan Pendidikan Karakter dalam Islam
Baca juga: Konsep Akhlak dan Pendidikan Karakter dalam Islam
b. Konsep
Ilmu Pengetahuan
Kata
ilmu dengan berbagai bentuknya terulang dalam Alquran sebanyak 854 kali. Kata
ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian dan objek pengetahuan. Islam
memandang baik ilmu (sains) maupun pengetahuan (knowledge), keduanya
bersumber dari Allah Swt. Dialah yang mengajarkan pada manusia ilmu pengetahuan
(Q.S. Al-Baqarah, 2: 32), dan Dialah yang menurunkan wahyu dan menyediakan alam
semesta sebagai sumber Ilmu. Baik ayat qauliah maupun ayat kauniah semuanya
kembali pada kesatuan ilmu, yakni ilmu yang bersumber dari ilmu Allah Swt.
c. Tujuan
Pendidikan Islam
Pendidikan
Islam adalah merupakan salah satu aspek upaya umat Islam membelajarkan
generasinya dapat menjalankan ajaran Islam secara kaffah dalam tugas dan
perannya sebagai hamba Allah Swt. dan sebagai khalifatullah fil ardl. Peran
inilah yang mengharuskan tujuan pendidikan Islam tidak dapat lepas dari siapa
hakikat manusia dan apa tujuan hidup manusia dalam Islam. Tujuan pendidikan
Islam, dengan demikian, harus mampu menjawab terciptanya pribadi-pribadi hamba
Allah Swt. yang bertakwa, pribadi yang mampu mengelola kehidupan lebih maju dan
bijak, pribadi yang peduli dengan lingkungan alam dan sesama dengan semangat
kerahmatan, dan pribadi yang mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Pendidikan
Islam tidak membenarkan penguasaan ilmu pengetahuan yang merusak nilai-nilai
kemuliaan/akhlak. Pendidikan bahkan mempunyai tanggung jawab utama membentuk
akhlak anak, agar pengetahuan yang dimiliki anak diarahkan untuk kerahmatan dan
tidak sebaliknya disalahgunakan untuk perusakan dan kejahatan.
Baca juga: Konsep Ibadah dalam Islam
Baca juga: Konsep Ibadah dalam Islam
Tujuan
pendidikan menurut Ainain (1980: 150-153) tidak dibenarkan keluar dari tiga
pilar berikut :
1. Pilar ruhiyah/spiritual
Pilar ini berkaitan dengan
menyadari eksistensi Allah Swt., sebagai sesuatu yang sangat agung dan tinggi.
2. Pilar ubudiyah
Pilar ini merupakan perwujudan
sikap manusia yang kedua, yakni ketika manusia dalam semua keadaan hidup
pribadi dan keluarga, dalam memelihara kebaikan diri dan lingkungan, dalam
pergaulan dengan dirinya dan manusia lain senantiasa berpegang pada prinsip
hukum tertinggi yang dibuat oleh Allah swt.
3. Pilar pribadi
Pilar pribadi ini berkaitan dengan
bagaimana agar pendidikan mampu mengoptimalkan pembinaan dan pengembangan
potensi manusiawi secara total, baik akal, akhlak, jiwa, fisik, keindahan, dan
kemampuan sosial.
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang
berbentuk jasmaniah maupun ruhaniah, menumbuhsuburkan hubungan harmonis setiap
pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Dengan demikian, pendidikan
Islam itu berupaya untuk mengembangkan individu sepenuhnya.
Dalam hal ini manusia bertugas untuk memelihara dan memanfaatkan alam
guna mendatangkan kemaslahatan bagi manusia. Agar manusia dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah secara maksimal, maka sudah semestinyalah manusia
itu memiliki potensi yang menopangnya untuk terwujudnya jabatan khalifah
tersebut. Potensi tersebut meliputi potensi jasmani dan ruhani.
Baca juga: Politik Islam
Baca juga: Politik Islam
Di sisi lain, di samping manusia berfungsi sebagai khalifah, juga
bertugas untuk mengabdi kepada Allah (Q.S. Adz-Dzariyat, 56). Dengan demikian,
manusia itu mempunyai fungsi ganda, sebagai khalifah dan sekaligus sebagai
‘abd. Fungsi sebagai khalifah tertuju kepada pemegang amanah Allah untuk
penguasaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pelestarian alam raya yang berujung
kepada pemakmurannya. Fungsi ‘abd bertuju kepada penghambaan diri
semata-mata hanya kepada Allah. Untuk terciptanya kedua fungsi tersebut yang
terintegrasi dalam diri pribadi muslim, maka diperlukan konsep pendidikan yang
komprehensif yang dapat mengantarkan pribadi muslim kepada tujuan akhir
pendidikan yang ingin dicapai.
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengembangkan model pendidikan yang mencerahkan adalah:
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengembangkan model pendidikan yang mencerahkan adalah:
- Tarbiyah syamilah takamuliah, yakni agar pendidikan diarahkan pada pendidikan manusia seutuhnya.
- Tarbiyah mutawazzinah, yakni agar pendidikan diarahkan pada pendidikan yang berkeseimbangan.
- Tarbiyah sulukiyah wa ‘amaliah, yakni pendidikan yang diarahkan pada pembentukan kepribadian yang fungsional.
- Tarbiyah fardiyah ijtima’iyah, yakni pendidikan diarahkan untuk membentuk individu dan sosial kemasyarakatan.
- Tarbiyah dlamir al-Insan, yakni pendidikan harus diarahkan sebagai lembaga yang mampu mendidik hati manusia.
- Tarbiyah fitriah ghariziah, yakni agar model pendidikan dapat mengerahkan anak didiknya untuk senantiasa sejalan dengan citra dirinya yang bertauhid dan mengarahkan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan insaniahnya dengan secara terkendali.
- Tarbiyah ila al-khair, yakni agar model l pendidikan diarahkan pada tujuan ahir kebaikan.
- Tarbiyah mustamirah, yakni agar model pendidikan diarahkan pada model yang mampu menyediakan pembelajaran secara terus berkesinambungan.
- Tarbiyah kulliyyah, prinsip ini merujuk pada konsep bahwa Islam adalah pendidikan untuk semua orang dan golongan.
- Tarbiyah muhafzhah wa mujaddidah, yakni agar model pendidikan diarahkan pada model pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai yang berdasarkan pada wahyu (Alquran) dan nilai-nilai yang dibenarkan sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu.
Sumber:
Sudrajat,
Ajat dkk. 2016. Dinul Islam. Yogyakarta: UNY Press
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan.