Ekka Blog: Model Pembelajaran Kooperatif: Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik

MenuBar

01 May 2020

Model Pembelajaran Kooperatif: Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik


Model Pembelajaran Kooperatif

Pengertian dan Langkah Pembelajaran Kooperatif ~ Fatkhan.web.id
Gambar dari: Fatkhan.web.id

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2013: 242-243) model pembelajaran kooperatif merupakan Model pembelajaran yang menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan, dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok


Huda (2012: 32) menyatakan “Pembelajaran Kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar”. Berdasarkan dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa dibagi dalam beberapa tim/kelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam belajar.


Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2013: 246-247) prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif ada empat, yaitu:
  1. Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence): Keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan penyelesaian tugas setiap anggota kelompok. Dalam menyelesaikan tugas, setiap anggota diberi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kesesuaian tugas dimaksudkan agar setiap anggota dapat menyelesaikan tugas dan saling bekerja sama. Anggota dengan kemampuan lebih tinggi diharapkan mau dan mampu membantu anggota yang kemampuannya kurang. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok akan saling ketergantungan.
  2. Tanggung jawab perseorangan (Individual Accountability): Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada masing- masing anggota kelompok, maka setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota kelompok harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru harus memberikan penilaian individu, dalam penilaian ini hasilnya akan berbeda pada masing-masing anggota. Berbeda dengan penilaian kelompok, semua anggota kelompok memiliki nilai yang sama.
  3. Interaksi tatap muka (Face to Face Promotion Interaction): Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas bagi setiap siswa untuk saling bertatap muka memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga bagi setiap siswa untuk bekerja sama, menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing aggota kelompok. Kelompok pembelajaran kooperatif dibentuk secara heterogen yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya pengetahuan antar anggota kelompok.
  4. Partisipasi dan komunikasi (Participation Communication): Partisipasi dan komunikasi merupakan kunci keberhasilan mendatang karena kemampuan ini akan menjadi bekal utama bagi siswa untuk hidup di masyarakat kelak. Maka dari itu, model pembelajaran kooperatif ini mengajarkan siswa untuk berlatih komunikasi dan berpartisipasi. Cara yang digunakan untuk melatih kemampuan ini adalah dengan menyatakan pendapat, menyatakan ketidaksetujuan, menyampaikan gagasan, dan ide-ide yang dianggap baik dan berguna. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu, karena tidak semua siswa mampu dengan cepat belajar kemampuan ini. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih sampai akhirnya siswa mempunyai keterampilan menjadi komunikator yang baik.


Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2013: 244-246), karakteristik model pembelajaran kooperatif ada empat, yaitu:
Pembelajaran secara tim.
  1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim adalah tempat untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa dituntut untuk saling membantu dan bekerjasama sehingga keberhasilan kelompok ditentukan oleh tim. Kelompok yang dibentuk beragam baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Pembentukan kelompok beragam ini dimaksudkan agar siswa saling memberi dan menerima serta bertukar pengalaman untuk mendorong keberhasilan kelompok.
  2. Didasarkan pada menajemen kooperatif. Manajemen dalam Pembelajaran kooperatif memiliki 4 fungsi. Fungsi pertama, perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi kedua, pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Fungsi ketiga, organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi keempat, kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan.
  3. Kemauan untuk bekerja sama. Keberhasilan Pembelajaran Kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Setiap anggota kelompok harus diatur tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pembelajaran kooperatif ditekankan untuk saling bekerja sama dan saling membantu.
  4. Keterampilan bekerja sama. Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.






Sumber:
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.


2 comments:

  1. agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
    ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
    WA : +85587781483

    ReplyDelete
  2. Casino Restaurants near Lake Tahoe in Stateline, NV - Mapyro
    Find Casino restaurants near Lake Tahoe 공주 출장안마 in Stateline, 경상북도 출장샵 NV, 충청남도 출장샵 Casino Restaurants near Lake Tahoe in Stateline, 평택 출장안마 NV. 안산 출장샵

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Tinggalkan komentar dengan bahasa yang sopan.